Di Hari Bebas Tembakau (31 Mei) ini, pernahkah anda membaca sebuah humor seperti ini, setelah selesai membaca peringatan yang ada di bungkus rokok tentang bahaya merokok, seorang perokok baru mengetahui bahwa merokok itu sangat berbahaya. Kemudian ia pun berjanji kepada dirinya sendiri, yang kemudian janjinya itu ditulis di tembok yang berbunyi :
”Setelah membaca peringatan itu dan mengetahui bahaya dari merokok, mulai sekarang saya berjanji untuk berhenti MEMBACA peringatan itu!!!”
”Setelah membaca peringatan itu dan mengetahui bahaya dari merokok, mulai sekarang saya berjanji untuk berhenti MEMBACA peringatan itu!!!”

Bukan Berkurang, Jumlah Perokok, Pabrik Rokok, Serta Merek Rokok Baru Malah Bertambah
Hampir di semua tempat umum, kita tidak akan pernah terbebas dari rokok dan asapnya. Iklan-iklan rokok memang sudah tidak boleh ditayangkan di televisi, tapi tetap selalu hadir di depan mata kita, baik berupa spanduk, billboard besar di tengah jalan, maupun pamflet yang ditempel di sembarang tempat. Di setiap event besar, baik pergelaran musik, seminar dan bahkan kegiatan olah raga, biasanya juga tidak bisa lepas dari peran perusahaan rokok sebagai sponsornya. Dari gambar dan tulisan iklan itu kita mengetahui bahwa jumlah merek rokok baru selalu bermunculan dengan menawarkan taste (rasa) atau pun keunggulan lain yang dapat menarik minat perokok lama atau calon perokok baru untuk mencobanya.

Mana Upaya Tegas Pemerintah?
Sampai hari ini tidak terlihat sedikitpun adanya upaya dari pemerintah untuk mengurangi jumlah produksi rokok di Indonesia. Tidak ada pembatasan jumlah produksi bagi perusahaan rokok, dan juga tidak ada pembatasan jumlah pabrik rokok di Indonesia (di sini kita tidak mengatakan upaya menutup pabrik rokok, karena akan dipersoalkan dengan masalah nasib pekerja pabrik rokok dan pendapatan negara melalui cukai). Dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada pembatasan dengan tegas sekaligus sanksi bagi yang melanggar wilayah-wilayah publik yang tidak boleh ada asap rokoknya. Kecuali mungkin di dalam pesawat terbang, di dalam bioskop sekelas Studio 21 dan di ruang tunggu dokter, rumah sakit atau di dalam bis ber-AC.
Peringatan di Bungkus Rokok sekedar Basa-Basi

Pun begitu dengan hari yang diperingati sebagai Hari Bebas Tembakau ini. Di hari ini katanya diharapkan para perokok aktif meninggalkan kebiasaan merokoknya dan orang-orang yang bukan perokok (perokok pasif) bisa merasakan sehari bebas dari asap rokok. Tapi hal ini rasanya belum cukup, hari ini pun seharusnya semua pabrik rokok di dunia berhenti berproduksi dan semua pedagang rokok menghentikan kegiatan jual belinya, begitu juga semua iklan produk rokok ditutup di seluruh dunia. Bagaimana? Apakah yang demikian sudah terjadi sepenuhnya?