.

.
.

Rabu, 01 Januari 2014

Kewiraan

BKOPM series - Part 1

Satu pengalaman berharga didapat di penghujung tahun 2013 ini, aku berkesempatan mengikuti suatu program yang tak akan terlupakan yaitu Kewiraan. Apa itu Kewiraan? Kebanyakan orang menyebutnya semacam pendidikan militer, namun Kewiraan adalah sebuah program SUSBINTAL atau Kursus Bina Mental, di mana kita harus menempuh pendidikan ala militer.     
     
Dodik Bela Negara Rindam IV Diponegoro Magelang

Hampir sebulan lamanya, mulai tanggal 03 – 27 Desember 2013, aku menempuh pendidikan militer di Depo Pendidikan Bela Negara (Dodik BN), Resimen Induk Komando Daerah Militer IV (Rindam IV) Diponegoro, Magelang, Jawa Tengah.

Awal Kisah....

Siswa (sebutan kami disana) langsung dibuat syok dihari pertama. Malam itu, begitu turun dari bis, kami langsung disambut dengan teriakan-teriakan keras ala tentara. Begitu memasuki pintu gerbang Ksatrian, langsung berlaku aturan ala militer. Kita diharuskan mencukur gundul rambut kita (sungguh ini pengalaman pertama bagiku), semua siswa wajahnya terlihat sama semua dan lucu. Dan yang bikin agak kaget, setiap pakai kaos, kaosnya pasti nyangkut di kepala tertahan sisa-sisa rambut.


   
Baris, baris dan baris

PDL (Pakaian Dinas Lapangan) terdiri dari baju panjang, celana panjang dan kaos dalam yang semuanya berwarna hijau gelap ala tentara, sepatu PDL, tas, ponco/jas hujan, kaos kaki, topi rimba, kopel dan dahrim, ember, gayung, kain pel, pokoknya komplit dah. Oh ya ada yang lupa yaitu Helm Bodo.....

Mulai bangun tidur sampai tidur lagi semua serba diatur dan dilakukan bersama-sama. Semua wajib diatur rapi, mulai dari cara merapikan tempat tidur dan melipat pakaian di lemari, semuanya harus rapi dan sama. Misal untuk pelipatan pakaian harus 20 cm, peletakan sepatu olahraga dan PDL harus lurus dan seragam. Pakem seperti itu pula yang harus diterapkan di semua lemari untuk semua siswa.

   
 Suasana Barak

Masalah makan pun menjadi perhatian berikutnya. Bukan masalah aneka lauk atau rasanya, sebab masakan di sana boleh dikatakan enak juga. Yang menjadi masalah adalah porsinya. Bayangkan satu termos es nasi untuk delapan orang, itu semua harus dihabiskan dalam hitungan kurang dari 10 menit. Pasti sudah punya gambaran bagaimana cara makannya... tiga kali kunyah langsung telan... seret deh. Satu-satu jalan untuk menyiasatinya adalah menyiram nasi dengan kuah sayur sebanyak-banyaknya.

Tempat makan bersama

Makan harus mengikuti prosedur dan ketentuan. Intinya sih…, selama makan kita itu diharap cepat, nggak boleh sambil ngobrol, badan harus tetap tegak, sendok makanan .yang menuju mulut – bukan mulut yang mencari makanan, dan tentunya jangan buang-buang makanan, harus habis! 

Rutinitas...

Lalu apa saja yang dilakukan selama hampir 4 minggu? Pastinya semua kebiasaan lama harus diubah. Setiap hari diawali dengan bangun pagi sekitar pukul 03.30 WIB. Ini agak berat karena harus melawan hawa dingin Magelang yang sangat menusuk. Setelah itu kita harus langsung bersiap-siap untuk shalat shubuh pukul 04.00 dan mengikuti senam pagi pukul 04.30 plus push up dan telentang di jalanan untuk melaksanakan sit up tak peduli tempatnya sekalipun basah akibat hujan semalam. Selanjutnya, sarapan pagi pukul 06.00 dan dilanjutkan dengan Apel Pagi. Baru setelah Apel Pagi, dilanjutkan kegiatan inti hari itu. Dan ditutup dengan Apel Malam pada pukul 21.00 WIB.

Di minggu pertama kegiatan banyak dilakukan di lapangan seperti latihan baris berbaris, penghormatan militer dan orientasi medan yang mengharuskan siswa untuk masuk dan berbasah ria di dalam semacam saluran irigasi. Diminggu berikutnya kegiatan bervariasi antara class room dan lapangan. Materi-materi pendidikan antara lain Cara Menyampaikan Informasi, Komunikasi Elektronik, Kewarganegaraan, Bela Negara, Survival, Etika Kerja, Motivasi, Tata Upacara Sipil, ada juga binsik (bina fisik) setiap hari pukul 12 siang yang dibimbing pasukan kaos kuning dari Jasmani Militer. Ya lumayan lah, senam militer plus push-up dan sit-up atau lari keliling lapangan menjadi sajian pembuka santap makan siang kami setiap hari.

Kegiatan yang ditunggu adalah Karya Bhakti atau kerja bhakti dengan masyarakat. Inilah adalah satu-satunya acara santai yang diadakan di luar Ksatrian. Lumayan bisa melihat suasana lain di kota Magelang. Dan yang paling ditunggu adalah Minggu pagi dimana kami melaksanakan aerobik, saat itulah kami bisa mendapatkan “vitamin A” yang tidak didapat di Ksatrian karena dari 136 siswa hanya 3 orang yang siswi.

   
Naik Truk 

Untung ada acara rekreasi ke Borobudur. Acara ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena ini adalah satu-satunya acara santai kami. Kami pulang dan pergi naik truk militer., ternyata asyik juga.


   
 
Di Candi Borobudur

Selain itu ada juga acara yang tak kalah seru adalah Caraka Malam dimana siswa satu persatu diminta untuk mengikuti seutas tali yang melintasi areal pekuburan di malam hari. Tentu saja gelap dan juga licin karena semenjak sebelum maghrib sudah turun hujan.



Menjelang Caraka Malam

Ada juga pelatihan menembak menggunakan senjata serbu (SS-1). Lalu acara survival yang mengajarkan cara memperahankan hidup di hutan atau medan pertempuran yang di dalamnya ada kegiatan pegang, potong dan makan daging ular serta mencari tumbuhan yang bisa dijadikan makanan di sekitar lokasi.

 
Survival, mencoba bertahan hidup

Di minggu terakhir, kami sudah mulai latihan mempersiapkan diri untuk acara malam inagurasi dan pelaksanaan demonstrasi upacara penutupan. Semua bersemangat mempersiapkan semua ini. Dan kebetulan aku berkesempatan ikut dalam demonstrasi Bongkar Pasang Senjata M-16 dengan mata tertutup, suatu pengalaman yang tak terlupakan.


Di hari terakhir, Jumat, 27 Desember 213, upacara penutupan kegiatan Susbintal dilaksanakan. Sehabis upacara langsung disambung dengan demonstrasi, dimulai dengan PBB, Bela Diri Militer dan diakhiri dengan aksi bongkar pasang senjata M-16 dan pistol FN-46. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, kami bersyukur karena ini merupakan puncak acara dari kegiatan kita selama hampir 4 minggu ini.


 
 
Atraksi Penutupan, PBB, Bela Diri Militer dan Bongkar Pasang Senjata mata tertutup

Beberapa catatan :

Yang paling bikin nggak betah di sana adalah cuacanya yang ekstrim aja. Baru saja panas terik  lima menit kemudian hujan deras. Aduh jemuran yang setengah mati dicuci pukul 03.00 WIB, sia-sia karena nggak kering hari ini, sementara pakaian tiap hari sudah pasti kotor.

Kamar mandinya setengah terbuka dan airnya dingin banget, padahal tiap hari harus sudah selesai mandi pukul 03.30 WIB. Airnya sedingin air kulkas dan bisa membuat tulang-tulang semakin membeku, menggoda kita untuk menarik selimut lebih tinggi lagi. Tapi sayang tidak bisa karena di sini tidak disediakan selimut.

Sepatu PDL awalnya memang kaku dan keras. Ada dua tips untuk menjadikannya lemas. Pertama dari luar, sering-seringlah disemir supaya kulitnya bisa jadi lemas. Kedua dari dalam, olesi bagian dalamnya dengan body lotion. Untuk lebih nyaman pakailah pembalut wanita untuk alas tambahan di sepatu PDL. Sepatu PDL jadi terasa seperti sepatu kets.

  
 
Malam Inagurasi








































.


Artikel menarik lainya:

Tidak ada komentar: