.

.
.

Senin, 25 Oktober 2010

82 Tahun Sumpah Pemuda… kok masih begitu saja…


Kalau saja hari ini nggak sengaja lihat kalender, mungkin bakalan lupa kalau sebentar lagi kita akan memperingati salah satu hari bersejarah bagi bangsa kita. Ya tanggal 28 Oktober nanti, kita akan sama-sama memperingari Hari Sumpah Pemuda.

Pikiran kita dibuat melayang kembali ke masa kecil saat SD dulu, setiap memperingati hari Sumpah Pemuda atau hari bersejarah lainnya mesti diadakan upacara bendera. Dan seperti biasa Pembina Upacara membacakan teks Pancasila dan Sumpah Pemuda diikuti oleh peserta upacara. Nggak tahu kenapa mesti pakai baca teks segala, sebenarnya (seharusnya) pembina upacara kan hafal Pancasila dan Sumpah Pemuda, nggak mungkinlah seorang guru (pembina upacara) nggak hafal Pancasila dan Sumpah Pemuda, tapi kenapa kok mesti harus bawa draft segala ya? (ha..ha..ha.. bukannya nggak hafal.... tapi memang nggak pernah menghafal …)


Jangan tertawa dulu, sekarang apa kalian juga masih hafal…?? Wah masih ada yang hafal tuh. Bagi yang sudah lupa, nih teks Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada tahun 1928 :

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928


Jadi semangat nih baca sumpah pemuda, habis serasa tambah muda lima tahun, hehehe…

Tapi dibaca dulu, diingat-ingat lagi, masih sama nggak dengan yang di rekam sama otak kita masing-masing. Sebuah pengakuan tentang semangat persatuan yang diikrarkan 82 tahun lalu. Sebuah pesan yang nilai-nilainya masih cocok nggak dengan apa yang kita lihat sekarang.

Bagaimana sih manifestasinya semangat persatuan di masa kini? Masih membedakan kasta? Masih membedakan warna? Masih membedakan isi hati? Atau semua dipukul rata yang berdampak semua bisa diajak kawin?

Entahlah, sekarang ini semangat persatuan muncul jika diperlukan saja. Selebihnya hitung-hitungan kawan-lawan, untung-rugi atau menang-kalah.. Semoga saja yang satu ini aku salah….

Atau perlu ditambahkan lagi isi Sumpah Pemuda, seperti apa yang kawan-kawan mahasiswa pernah teriakkan beberapa waktu lalu :

Kami pemuda Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.
Kami pemuda Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.
Kami pemuda Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.

82 Tahun Sumpah Pemuda… kok masih begitu saja…





Artikel menarik lainya:

Tidak ada komentar: