.

.
.

Rabu, 30 Maret 2011

Bahagia

Siapa sih yang di dalam hidupnya tidak ingin bahagia. Pasti semua menginginkan hidupnya bahagia bukan? Namun apakah kita semua tahu, apa sih kebahagiaan itu? Darimanakah kebahagian itu sebenarnya berasal? Dapat cerita sedikit nih untuk disimak bersama-sama.

Seorang suami suatu ketika pernah didaulat menjadi pembicara di sebuah seminar bersama dengan istrinya. Mereka diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika si suami sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika istrinya sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya pun selalu menemaninya dari bangku paling depan.
  
Suatu ketika, sang istri tengah menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, si suami duduk di bangku paling depan sambil mendengarkan. Di akhir sesi, semua pendengar bertepuk tangan. Seminar kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Di sesi ini, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Si ibu langsung melemparkan pertanyaan, "Ibu yang terhormat, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"  Mendengar pertanyaan si ibu, semua yang hadir langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus, dan semua peserta penasaran menunggu jawaban.

Setelah berpikir sejenak, si istri kemudian menjawab, "Tidak."   Seluruh ruangan sontak terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi. "Suamiku tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah sang suami. (Bisa dibayangkan betapa malunya sang suami saat itu.) Dan si suami hanya bisa menundukkan, menyembunyikan mukanya yang memerah.

Si istri melanjutkan jawabannya, "Suamiku adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."  

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"  

Si istri pun menjawab, "Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."  Dengan kata lain, maksud si istri adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. 

Jika kita selalu merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu akan bahagia. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.  Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu.

Jadi jika kita belum mendapatkan kebahagiaan dari dalam diri kita, maka percuma saja bila kita mencarinya di luar.








Artikel menarik lainya:

Tidak ada komentar: