.

.
.

Rabu, 07 April 2010

Melihat Allah di Gang Dolly


Pernah baca atau dengar berita di bawah ini.....

Operasi razia pekerja seks komersial (PSK) dan lelaki hidung belang sebenarnya hal yang biasa dilakukan. Namun cerita di balik razia di Gang Dolly, Surabaya Rabu 17 Maret 2010 malam tidak biasa.

Seorang pria asing berkewarganegaraan Amerika Serikat mengaku sebagai Marinir AS. Dalam keadaan mabuk dia menunjukkan lencana dan mengaku datang ke Surabaya dalam rangka pengamanan kedatangan Presiden AS, Barack Obama. (Dikutip dari VIVAnews, 18 Maret 2010).

Yang menjadi pertanyaan apa mereka itu ke Surabaya hanya ingin mencoba kelezatan “ayam kampung” Gang Dolly atau memang sengaja di tugaskan ke Surabaya dalam rangka pengamanan presidennya? Kalau pertanyaan kedua yang benar, apa mungkin Presiden Obama akan mampir juga ke Gang Dolly, sehingga para pengawalnya “pada blusukan” di Gang Dolly? kayaknya mengada-ada dan ngawur deh. (Dikutip dari Kompasiana)
 

Sebagian besar dari kita tahu, jika Gang Dolly di kota Surabaya sudah lama menjadi ideologi besar bagi petualang syahwat. Penganutnya telah turut menebarkan virus ke seantero nusantara, karena Gang Dolly telah menjadi ideologi syahwatisme, kultur dan sebagian dijadikan sebagai "agama" bagi para petualang syahwat. 

Dan dari gang inilah, sebuah pertanyaan timbul ; "Apakah seseorang bisa bertemu Allah dan menyaksikan Allah di Dolly atau di pusat perjudian Las Vegas?"

Tentu ini pertanyaan yang nyeleneh atau bahkan kelewat berani. Tapi karena kita tahu bahwa Allah selalu ada dimana pun kita berada, maka kita ingin tahu bagaimana caranya menyaksikan Allah itu. Bagaimana pula penampilan Allah dalam kehidupan jagad semesta ini, termasuk jagad baik dan jagad maksiat,  jagad peradaban maupun jagad kriminal, jagad ekstase Ilahiyah dan jagad eksotisme paha-dada korban seks?

Dan jawaban dari pertanyaan di atas adalah "Bisa!" Karena siapa pun harus bisa menyaksikan Allah di mana-mana. Termasuk di tempat tumpahnya sperma hina yang haram itu seperti Dolly atau sejenisnya. Di lokalisasi, pinggir jalan, rel kereta, sampai di hotel berbintang, Dollisme sama sekali tidak bisa menghapus pandangan hati seseorang kepada Allah. 

Hanya saja, ketika kita menyaksikan Allah di masjid, di tempat ibadah, atau di tempat mana kebaikan ditaburkan, rasanya kita begitu jelas melihat Allah dengan keagungan-Nya. Maka di sanalah sesungguhnya penampilan Allah dengan baju Asmaul Husna-Nya: Yang Maha Kasih, Maha Melindungi, Maha Merahmati, Maha Mengampuni, Maha Lembut, dan Maha Mengangkat derajat hamba-Nya.

Tapi apakah Allah itu juga ada di Gang Dolly, di perjudian Las Vegas atau di tempat sejenis itu? Sama saja! Tetap ada dan harus ada. Hanya saja nama Allah yang tampil di sana adalah nama-Nya Yang Maha Menghina, Maha Menyiksa, Maha Membalas atas perbuatan hamba-Nya, dan nama-nama-Nya yang memaksa.

Bagi manusia yang sadar, ia akan tahu ketika ia ingin meliarkan nafsunya, maka ia akan tergugah, jangan-jangan Allah sedang menghina saya. Jangan-jangan Allah sedang menyiksa saya, lalu saya ditakdirkan mengikuti aliran Dollisme. Jangan-jangan Allah menyiksa dengan makian yang menjijikkan, ketika saya mau berzinah, mau berjudi, mau korupsi, mau maling uang negara, atau mau menipu rakyat.


Maka, dengan kesadaran akan penampilan Allah di mana-mana, tanpa ada ikatan warna, ruang, waktu, dan bentuk, sesungguhnya anda akan bisa mengendalikan diri anda dalam segala hal.

Nah, melihat Allah tidak hanya di tempat ibadah saja. Tetapi di balik ketiak para pelacur atau di balik tumpukan kertas setan dalam togel, bahkan di balik gambar angka yang penuh dengan api neraka, atau di balik uang korupsi kita juga bisa melihat.

Dan (gang) Dolly sendiri dalam bahasa Arab artinya orang yang tersesat. Tapi tenang, Al Qur’an sendiri pernah menyuruh kita agar kita bukan termasuk golongan orang yang tersesat. Waladh-Dholliyn.
.


Artikel menarik lainya:

Tidak ada komentar: